Apakah kesejahteraan hanya dapat dicapai melalui pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi?

Menurut Pluriverse, tidak!

KOLEKTIF PLURIVERSE

Pluriverse: A Post-Development Dictionary (Eds.: Ashish Kothari, Ariel Salleh, Arturo Escobar, Federico Demaria, dan Alberto Acosta, Tulika Books, 2019) menyajikan pandangan dan praktik dari berbagai negara sebagai upaya pencarian kolektif untuk dunia yang bijaksana secara ekologis dan adil secara sosial.

Kolektif Pluriverse merupakan ajakan berkolaborasi untuk membangun wacana dan praktik pembangunan yang sesuai dengan alam dan kebhinekaan Indonesia.

Kami mengundangmu sebagai relawan untuk:

  1. Penerjemahan Pluriverse, A Post-Development Dictionary (Eds.: Ashish Kothari, Ariel Salleh, Arturo Escobar, Federico Demaria, and Alberto Acosta, Tulika Books, 2019) secara kolektif ke dalam bahasa Indonesia dan aksesibel bagi publik. [Daftar esai]

  2. Fasilitasi diskusi-diskusi kritis dan meluaskan wacana tanding terhadap pembangunan dengan ekonomi pertumbuhan.

Kamu bisa jadi relawan, jika:

  • Memiliki minat terhadap wacana tanding terhadap pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi.

  • Memiliki pengalaman dalam menggunakan dan/atau menerjemahkan berbahasa Inggris.

  • Bersedia bekerja secara kolektif.

  • Melengkapi formulir pendaftaran di sini [paling lambat 16 Juli 2021].

Apa untungnya jadi relawan?

Relawan yang terpilih dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dari penerjemahan, ulasan rekan seminat, dan penyelarasan akhir akan mendapat penghargaan:

  • Namamu akan tercantum sebagai salah satu penerjemah dalam versi Bahasa Indonesia dari Pluriverse (akses terbuka).

  • Kamu bisa mengikuti bengkel Pluriverse untuk menguatkan pengetahuan, keterampilan penerjemahan, dan jejaring-kerja.

  • Buku cetak dan pernak-pernik Kolektif Pluriverse Indonesia.

PANITIA

  1. Siti Maimunah (University of Passau; Sajogyo Institute)

  2. Lubabun Ni'am (peneliti dan penerjemah partikelir)

  3. Anton Novenanto (Universitas Brawijaya; Perkumpulan Peneliti Eutenika)

  4. M. Zaenal Arifin (University of Passau; Sanglah Institute)

  5. Els Tieneke Rieke Katmo (Universitas Papua)

  6. Julia (University of Bonn)